Saturday, May 11, 2013

Ukuran Rotor Disc Brake

Bagaimana Memilih Diameter Rotor Yang Tepat Untuk Sepeda MTB Kamu

Oleh Josh Patterson dari BikeRadar

Rotor besar akan menguntungkan roda besar, juga MTB yang didesain untuk bersepeda agresif

Pertanyaan: Aku sedang membangun sepeda 29er hardtail dan sedang menukar komponen dari sepeda 26in lamaku. Aku baca di internet bahwa mungkin akan lebih baik lagi jika aku pasang rotor yang lebih besar untuk roda yang makin besar pula. Haruskah aku ganti rotor 160mm-ku dengan yang lebih besar? Jika iya, seberapa besar yang harus aku pasang?

Jawaban: Mountain biker semuanya dibuat bingung dengan banyaknya opsi yang harus dipilih, termasuk tiga ukuran roda dan sampai lima ukuran diameter rotor disc brake.

Rotor disc brake SRAM HS1 tersedia dalam lima diameter: 140, 160, 170, 180 dan 200mm. Shimano dan pabrikan rem lainnya juga menawarkan empat macam ukuran, yang mana juga sudah termasuk banyak untuk dipilih.

Sangatlah membingungkan apalagi jika kamu adalah seorang rider yang memakai satu sepeda untuk segala macam jenis genre dari MTB ini. Sebagai contoh, apakah kamu memakai sepeda cross-country seperti sebuah sepeda all-mountain? Atau apakah kamu mempunyai sepeda trail 5in yang sesekali kamu pakai balapan?

Hal ini biasanya adalah situasi dimana kamu harus meluangkan sedikit waktu untuk mengetahui kebutuhanmu, untuk memastikan jika kamu punya cukup rem  untuk dimana, apa, dan bagaimana kamu menaiki sepedanya.

Adalah sangat lebih baik untuk overbraked (punya daya rem yang lebih) daripada underbraked. Jika kamu tidak menimbang bobot, pilihlah rotor dengan diameter yang lebih besar. Mereka bekerja lebih baik dalam melepas panas yang ditimbulkan oleh pengereman, dan bisa memberikan modulasi (pengaturan) yang lebih baik.

Sebaliknya, rotor besar dan adaptor terkaitnya akan berbobot lebih berat serta lebih beresiko untuk rubbing (yaitu bergesekan, biasanya walaupun rem tidak diaktifkan namun ada bunyi2an tanda sesuatu sedang bergesek, lebih ke ke gangguan kecil, tidak sampai berpengaruh kepada kinerja rem). Mereka akan lebih terekspos ke halangan dari lingkungan sekitar (batu, pohon) daripada rotor dengan ukuran diameter yang lebih kecil.

Ukuran roda dan diameter rotor saling terkait. Umumnya, sebuah rotor depan 180mm dan belakang 160mm akan menyediakan daya rem cukup untuk sebuah 29er hardtail. Tetapi ada beberapa faktor yang bisa dipertimbangkan pula.

Spesh Enduro 29er yang bertravel 150mm membutuhkan rotor depan 200mm dan belakang 180mm untuk membantunya berhenti

Hal2 yang harus diperhitungkan ketika memilih ukuran rotor

1. Berapakah berat badanmu?

Seperti halnya dengan berbagai komponen lainnya, rider dengan bobot yang lebih ringan biasanya mampu berjalan dengan komponen yang lebih ringan - yaitu, rotor yang lebih kecil. Jika bobotmu 90kg atau lebih kamu mungkin akan menimbang rotor yang lebih besar, tergantung dari bagaimanakah kamu akan menjawab tiga pertanyaan berikut:

2. Apa yang kamu naiki?

Kamu gak bakalan bisa diskusi tentang ukuran rotor yang tepat tanpa mengetahui tipe sepeda apakah yang sedang kamu bicarakan. Ukuran roda, travel suspensi, dan bagaimana pemakaiannya adalah hal2 yang sangat penting.

Berikut adalah beberapa rumus jempolnya:
Rotor 160mm untuk cross-country (kemungkinan dengan rotor depan 180mm untuk rider yang berat dan untuk pemakaian yang lebih serba guna); Rotor depan 180mm dan belakang 160mm untuk sepeda fullsus dengan travel 5in dan 6in; dan rotor 200mm depan-belakang untuk gravity riding.

Norco Sight 650b ini mempunyai rotor depan 180mm dan belakang 160mm, sebuah setup umum untuk sepeda trail dan all-mountain

Rider yang berbobot lebih ringan serta yang hobi serba ringan mungkin akan memakai rotor belakang 140mm untuk XC racing. Perhitungan gram tidak hanya untuk penggemar XC - banyak pebalap DH yang memilih untuk memakai rotor 180mm, dan sesekali 160mm untuk rotor belakang.

Sangatlah penting juga untuk diingat bahwa banyak frame dan fork yang memiliki batas maksimal ukuran rotor yang bisa dipasang. Banyak frame hardtail yang tidak memiliki ruangan sisa untuk pemakaian rotor belakang dengan ukuran yang lebih besar dari 160mm. Beberapa pabrikan fork mengingatkan untuk tidak memakai rotor yang lebih besar dari 180mm pada fork bertravel pendek mereka.

3. Kemana kamu akan bersepeda?

Jika jalur bersepedamu hanya mempunyai sedikit turunan panjang serta hanya memiliki sedikit perubahan pada ketinggian maka hindari rotor 200mm dan pilihlah rotor yang lebih kecil dan ringan.

Pada sisi lainnya, jika kamu sering bersepeda di area pegunungan dengan turunan yang panjang dan terjal yang memerlukan lebih banyak daya pengereman maka rotor dengan diameter yang lebih besar akan meredam serta melepas panas secara lebih baik, mengurangi kemungkinan rem blong.

4. Bagaimana cara kamu bersepeda?

Terakhir, jika kamu berjuang untuk tanjakan untuk menikmati turunannya (enduro AM) maka pemakaian rotor dengan ukuran yang lebih besar akan lebih menguntungkan.
Sama juga, jika kamu adalah seorang pehobi tanjakan, pengurangan bobot akibat pemakaian rotor yang lebih kecil akan sangat berharga pula. Kamu juga bisa menukar baut bajanya dengan baut titanium agar lebih ringan lagi. Tapi ingatlah keluargamu di rumah dan jangan lupa untuk memasang enam bautnya semua.

Apa yang kamu pikirkan? Apakah kamu menemukan unjuk kerja rem yang lebih baik dengan memakai rotor yang lebih besar, atau apakah kamu menggantinya dengan yang lebih kecil untuk mengurangi berat? Beritahu kami dengan mengisi komen dibawah.

2 comments:

  1. mantab2 sam artikel e..... menunggu update an hehheehe bekne berkenan mengulas fork,rear ataupun teknik2 bersepeda......
    lanjutkan sam

    ReplyDelete
  2. Suwon om komennya, soal artikel lain bisa dilihat di older post.

    ReplyDelete